Muqoddam
atau mursyid adalah seorang laki-laki yang memimpin tharekat, maupun
mengatur langkah-langkah dan amaliah. Maksud mengatur langkah-langkah
dan melaksanakan amaliah-amaliah thoriqoh ialah mengajar, membimbing,
mendidik murid-murid dalam mengamalkan ajaran thoriqoh, juga membimbing
mereka supaya mereka senantiasa mulazamahkan ( mengekalkan ) dzikir
kepada Allah dan berakhlaqul Karimah.
Syarat-syarat seorang Muqoddam / Mursyid
Syeh Muhammad Amin Al-Kurdi, dalam kitabnya yang berjudul “ Tanwirul Qulub “ halaman
525-527 diterangkan, bahwa syarat-syarat seorang mursyid :
1.Seorang
Alim ( Cerdik pandai ), yang mempunyai pengetahuan hukum-hukum syariat
dan aqidah, sehingga murid-muridnya tidak ragu-ragu dalam mengikuti dan
mengamalkan ajaran-ajarannya, dan murid-muridnya tidak perlu bertanya
kepada orang lain.
2.Arif
bijaksana mengetahui penyakit-penyakit hati yang harus dihindarkan
dari dirinya.Penyakit hati antara lain sombong,takabur,dengki, riya,
sum`ah,seorang mursyid hendaknya terhindar dari penyakit-penyakit hati
tersebut.
3.Kasih
sayang terhadap sesama umat islam, khususnya kepada murid-muridnya,
jika dilihatnya mereka tidak sanggup melawan nafsu, tidak berdaya
meninggalkan kejahatan, hendaknya diberi petunjuk dan tuntutan dan
diberinya maaf sesudah dinasehati.
4.Mursyid
tidak boleh memutuskan atau menutup jalan mereka dan tidak menimbulkan
goresan yang dapat menyinggung perasaan di hati mereka, ia senantiasa –
berusaha menuntun mereka sampai mereka mendapat petunjuk.
5.Mursyid harus mampu menyembunyikan `aib murid-muridnya.
6.Mursyid
tidak boleh mempunyai sangkut paut dengan harta murid-muridnya, dan
tidak boleh punya rasa tamak kepada murid-muridnya.
7.Seorang
mursyid harus menyampaikan larangan-larangan kepada murid- muridnya
segala apa yang dilarang oleh syara`, sehingga ucapannya amat berkesan
dalam hati murid.
8.Tidak
boleh duduk-duduk (kongko-kongko) dengan murid-muridnya, kecuali
sekedar hajat. Senantiasa mengingatkan mereka, tentang ajaran-ajaran
tharekat, berdasarkan kitab-kitab yang mu`tabar, agar mereka bersih dari
kotoran-kotoran yang terlintas dalam hati. Membawa murid-muridnya
senantiasa mengabdikan diri kepada Allah dan ibadah yang sah sesuai
dengan tuntunan Rasulullah SAW.
9.
Pembicaraannya bersih dari sendagurau dan kelakar, dan tidak boleh
mengejekorang lain dan pembicaraannya hendaknya betul-betul yang perlu
saja.
10.Berlapang
dada terhadap haknya; kurang-kurang sedikit tidak apa. Lebih baik
mengalah. Seorang mursyid tidak boleh ingin dihormati; tidak boleh ingin
disanjung. Seorang mursyid tidak membebani murid-muridnya dengan
sesuatu yang mereka tidak sanggup. Tidak boleh menyusahkan mereka.
11.Jika
wibawanya merosot dihadapan murid-muridnya, hendaknya menjaga jarak
yang sewajarnya dan meninggalkannya dengan lemah lembut.
12.Mursyid senantiasa memberikan petunjuk dan tuntunan-tuntunan kearah kebaikan.
13.Jika
ada murid menyampaikan saran-saran dan pemandangannya dalam berdzikir,
maka seorang mursyid menyampaikan penolakannya secara umum. Dan murid
tidak boleh memperlihatkan sesuatu yang dianggap baik atau
kelebihan-kelebihan dengan yang lain, karena yang demikian itu dianggap
melmpaui mursyidnya.
14.Mursyid wajib melarang murid-muridnya bercakap-cakap dengan orang yang tidak sefaham, kecuali dalam keadaan terpaksa.
15.Syekh
atau mursyid, hendaknya berkhalwat di tempat yang khusus, sehingga
orang lain tidak keluar masuk di tempat mursyid berkhalwat, kecuali
pelayan atau sahabat-sahabatnya.
16.Tidak
boleh membiarkan murid-muridnya mengganggu mursyidnya dari tidur, tidak
boleh menghentikan mursyidnya dari makan, minum dan lain sebagainya.
Mursyid harus menghindarkan diri, jika ada hal-hal yang diperhatikan
murid-muridnya.
17.Tidak boleh membiarkan murid-muridnya terlalu banyak makan, sebab yang demikian, menyebabkan jadi budak perut.
18.Mursyid
harus melarang murid-muridnya semajlis dengan sahabat-sahabat dari
syekh lain, sebab yang demikian akan lebih cepat membawa faham pendapat
yang bertentangan dengan tuntunan mursyidnya.`
19.Harus
membatasi diri, tidak sering berkunjung ke pejabat-pejabat yang
memegang kekuasaan atau hakim-hakim, agar murid-muridnya tidak
terpengaruh.
20.Tegur
sapa dan tutur katanya kepada murid-murid harus sopan dan lemah lembut,
hendaknya mampu merangkul agar murid-murid tidak lari ke jam`iyyah
lain.
21.Memenuhi undangan dari murid-muridnya, agar mereka senang, dan mursyidnya ditempatkan di tempat yang terhormat.
22.Jika
duduk di samping murid-muridnya, hendaknya ia duduk dengan tenang,
sopan, tertib, tidak menampakkan kegelisahan dan tidak selalu menoleh ke
kanan dan ke kiri, tidak mengulurkan kakinya (selonjor) di majlis
tersebut. Bercakap-cakap dengan pelan-pelan. Mereka percaya dan yakni
bahwa mursyid itu memiliki sifat-sifat yang terpuji dan menjadi ikutan
dan panutan.
23.Jika
slah seorang murid datang menghadap kepadanya, ia harus menerima dengan
senang hati, tidak boleh dengan muka yang muram, dan jika seorang murid
minta ijin meninggalkannya, ia mendo`akan tanpa diminta. Jika seorang
mursyid menerima muridnya, hendaknya ia dengan pakaian yang rapi, bersih
dan bersikap baik.
24.Apabila
seorang murid tidak hadir di majlis dzikir, hendaknya ia menanyakannya
dengan ucapan : “Wah lama tidak bertemu”. Jika si murid sakit, maka
segera ditengok, dan jika ia memerlukan bantuan, maka hendaknya ia
ndibantu. Dan jika ada salah seorang atau lebih yang meninggal, maka
jamaah hendaknya shalat ghaib untuk mereka . secara keseluruhan adab
seorang syekh hendaknya mengikuti jejak langkah yang dilakukan
Rasulullah SAW. Kepada para sahabatnya, yaitu melakukan sesuatu menurut
kemampuannya.
Cara mengangkat Mursyid
Pengangkatan
seorang mursyid menurut Syeh Sulaiman Zuhdi, guru Syeh Abdul Wahhab
Rokan Al-Kholidi dalam kitabnya yang berjudul “ Majmu`atur Rosail “
halaman 102 dinyatakan sebagai berikut :
-Dengan perintah ( Amar ) dari Syeh ( Muqoddam/Mursyid ) sebelumnya.
-Dengan Wasiat Syeh ( Muqoddam/Mursyid ) sebelumnya
- Di tunjuk oleh Muqoddam/Mursyid, memimpin thoriqoh di satu daerah yang belum adaMuqoddam/Mursyidnya di daerah itu.
-Diangkat oleh para Kholifah dan murid-muridnya dengan suara bulat ( Apabila Muqoddam / Mursyid Sudah meninggal dunia )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar