The Nine Unknown Men - Perkumpulan rahasia tertua di dunia yang paling mengendalikan dunia sebelum Freemasonry

Setiap orang yang mengikuti perkembangan dunia konspirasi dan perkumpulan rahasia pasti mengenal Freemasonry, perkumpulan rahasia yang dianggap terbesar dan paling berkuasa di dunia. Soal terbesar di dunia memang benar, tapi soal paling berkuasa di dunia, tunggu dulu. Di tulisan ini, saya akan menceritakan mengenai perkumpulan rahasia yang disebut sebagai yang terhebat di dunia. Yang saya maksud adalah perkumpulan "The Nine Unknown Men" atau "Sembilan Pria Tak Dikenal."

Di kalangan para penganut teori konspirasi, The Nine Unknown Men disebut sebagai perkumpulan rahasia tertua dan paling berkuasa di dunia. Perkumpulan ini pertama kali didirikan oleh raja Asoka dari India yang legendaris (273 SM). Ini berarti usia perkumpulan ini sudah lebih dari 2.000 tahun.

Tidak ada yang mengetahui dengan pasti apakah perkumpulan rahasia ini benar-benar ada atau tidak. Karena itu, status keberadaannya sama dengan status keberadaan kerajaan Shambhala yang pernah saya tulis sebelumnya, yaitu cenderung mitos. Walaupun begitu, beberapa organisasi penganut ajaran esoterik seperti teosofi percaya bahwa perkumpulan ini benar-benar ada dan bekerja secara diam-diam untuk menyelamatkan umat manusia. Konon, saking hebatnya perkumpulan ini, kita mungkin bisa menyebut mereka dengan sebutan The League of Extra Ordinary Gentlemen.

Kisah perkumpulan rahasia ini pada awalnya hanya beredar dari mulut ke mulut secara turun temurun. Lalu pada abad ke-19 dimunculkan ke permukaan oleh tulisan Louis Jacolliot dan Talbot Mundy. Pada tahun 1960, Louis Pauwels dan Jacques Bergier juga mengangkat mengenainya di buku mereka yang berjudul Morning of the Magicians. Dalam kultur yang lebih populer, Perkumpulan rahasia ini mengilhami pembuatan serial populer Heroes (dengan tokoh-tokohnya seperti Sylar, Hiro Nakamura, Peter Petrelli). Ini diakui oleh penulis dan produsernya.

Seperti yang sudah kita pelajari dari buku sejarah di sekolah, raja Asoka adalah raja dari wilayah India yang berasal dari dinasti Maurya dan juga cucu dari Chandragupta yang pertama kali menyatukan seluruh India. Dari kota Magada, ia memimpin kerajaannya menaklukan banyak wilayah di dunia.

Sebagai seorang raja yang masih muda, ia memiliki ambisi yang besar seperti leluhurnya. Salah satu bukti ambisinya adalah penaklukkan kerajaan Kalinga.

Ketika perang berlangsung, kerajaan Kalinga yang berusaha mempertahankan wilayahnya dari serbuan Asoka kehilangan 100.000 prajurit dalam sebuah pertempuran berdarah. Menyaksikan pembantaian tersebut, Asoka diliputi oleh rasa penyesalan mendalam dan memutuskan untuk menjalani hidup tanpa kekerasan. Jadi, Ia memutuskan untuk menerima ajaran Budha dan menjadi penganut yang setia. Kita mungkin sudah pernah mendengar kisah pertobatannya yang legendaris ini.

Raja Asoka yang sudah bertobat akhirnya bersumpah untuk mencegah umat manusia menggunakan kecerdasannya untuk tujuan jahat. Setelah itu, menurut legenda, Ia mendirikan sebuah perkumpulan yang terdiri dari sembilan pria untuk menjaga pengetahuan rahasia yang mereka miliki supaya jangan sampai jatuh ke tangan orang yang salah.

Maka dimulailah era pengetahuan rahasia di bawah pemerintahan dan pengawasan sang raja. Sejak itu hingga 2.000 tahun berikutnya, hasil penelitian seperti struktur materi, psikologi dan berbagai macam ilmu disembunyikan di dalam tirai yang bertopengkan sembilan pria yang dipercayakan dengan rahasia-rahasia besar ini, yaitu The Nine Unknown Men.

Masing-masing dari sembilan pria misterius tersebut diberi tanggung jawab untuk menjaga satu buku yang berbeda-beda. Bukan hanya diharuskan menjaga pengetahuan yang ada di dalam buku yang menjadi tanggung jawabnya, mereka juga diwajibkan untuk mengembangkan pengetahuan yang ada di dalamnya. Karena itu pengetahuan di dalam masing-masing buku itu berkembang dengan hebatnya hingga 2.000 tahun berikutnya.

Masing-masing buku tersebut memiliki bidang keilmuan yang berbeda-beda. Semuanya memiliki pengaruh luar biasa atas kehidupan umat manusia. Menurut kisah tradisional, sembilan buku tersebut memiliki subyek sebagai berikut :

1.Perang Propaganda dan Psikologi. Rahasia mengenai propaganda dan perang psikologis diaplikasikan dalam sekumpulan pesan yang dapat digunakan untuk mempengaruhi opini masyarakat luas. Teknik ini disebut sains yang paling berbahaya di dunia. Jika propaganda dan pengaruh yang diberikan telah membawa dampak, maka hal ini dapat membawa siapapun menjadi pemimpin atas seluruh dunia.
2.Fisiologi. Yaitu ilmu yang mempelajari mekanisme, fisik dan fungsi bio kimia organisme hidup. Buku ini disebut memiliki instruksi bagaimana melakukan "Sentuhan kematian", yaitu pukulan yang dapat menyebabkan kematian akibat terbaliknya aliran darah ke syaraf. Menurut sebagian orang, cabang olahraga Judo tercipta akibat rahasia yang bocor dari buku ini.

3.Mikrobiologi. Beberapa spekulasi yang berkembang menyebutkan bahwa buku ini tidak terbatas pada topik mikrobiologi saja, melainkan juga bioteknologi. Dalam beberapa versi legenda, air sungai gangga disebut dimurnikan dengan mikroba tertentu yang telah didesain oleh "kelompok sembilan" dan dilepaskan ke sungai itu dari markas rahasia di Himalaya. Jadi para peziarah yang memiliki penyakit dan mandi di sungai ini tidak akan mempengaruhi peziarah yang sehat. Selain itu, kelompok sembilan ini dipercaya juga telah mengembangkan teknik Hidroponik dimana mereka dapat menumbuhkan sayur-sayuran yang dapat memberi makan penduduk pada masa kelaparan.

4.Alkemi. Buku ini disebut menyimpan pengetahuan mengenai alkemi seperti mengubah logam menjadi emas. Di India, ada rumor yang behembus kencang bahwa selama masa kekeringan melanda atau bencana alam lainnya, organisasi-organisasi keagamaan di sana biasanya akan menerima sumbangan emas dalam jumlah besar dari sumber tak dikenal. Rumor ini menjadi semakin misterius dengan adanya fakta bahwa jumlah emas di India ternyata melebihi jumlah kapasitas yang dapat dihasilkan pertambangan emas di wilayah itu.

5.Komunikasi. Termasuk kemampuan untuk berkomunikasi dengan ekstraterestrial.

6.Gravitasi. Buku ke-6 dari sembilan buku misterius ini sering disebut sebagai buku "The Vaiminaka Sastra" dimana di dalamnya disebut berisi instruksi untuk membuat Vimana, yang kita kenal juga sebagai "ufo masa purba dari India."

7.Kosmologi. Buku ini menyimpan pengetahuan bagaimana caranya bergerak dengan kecepatan cahaya melewati ruang dan waktu. Dengan kata lain, time travel atau perjalanan lintas waktu. Bahkan legenda menyebutkan bahwa bukan hanya perjalanan lintas waktu, melainkan juga perjalanan intra dan inter galaktik.

8.Cahaya. Buku ini membahas cara meningkatkan atau mengurangi kecepatan cahaya dengan tujuan untuk memanfaatkannya sebagai senjata.

9.Sosiologi. Di dalamnya terdapat pengetahuan untuk mengetahui arah peradaban dan bagaimana cara memprediksi keruntuhannya.

Rahasia-rahasia pengetahuan yang ada di dalam buku tersebut dijaga dengan ketat oleh kelompok sembilan, ketika satu diantara mereka menjelang ajal, mereka akan meneruskan tanggung jawab menjaga buku itu kepada orang berikutnya yang ditunjuk. Dengan demikian, rahasia besar yang ada di dalamnya akan terjaga dengan aman.

Walaupun kedengarannya mustahil, namun banyak yang percaya bahwa teknologi dari perkumpulan ini dapat dilbuktikan dengan penemuan-penemuan artefak misterius di India. Mungkin kita pernah mendengar pilar besi di Delhi yang telah berumur ribuan tahun dan tidak berkarat. Pilar itu disebut dibuat dengan menggunakan teknologi dari the Nine Unknown Men.

Lalu, spekulasi berkembang selama berabad-abad mengenai keanggotaan perkumpulan ini. Salah seorang ilmuwan India bernama Jagdish Chandra Bose yang juga pioner dalam penelitian optik radio dan microwave diduga sebagai salah satu anggotanya, atau paling tidak pernah menerima petunjuk dari salah satu anggota kelompok sembilan. Ilmuwan lain yang diduga sebagai anggotanya adalah Vikram Sarabhai, perintis program angkasa dan rudal pertahanan India.

Selain itu, ada dugaan kuat bahwa beberapa ilmuwan asing non India juga pernah menerima petunjuk atau pengetahuan dari The Nine Unknown Men. Dua orang diantaranya adalah Paus Silvester II dan Alexandre Emile John Yersin.

Paus Silvester II yang bernama asli Gerbert d'Aurilliac lahir tahun 920 Masehi. Selain seorang rohaniwan, ia juga seorang profesor di universitas Rheims. Konon sebelum ia menjadi Paus, ia pernah melakukan perjalanan ke India dimana ia memperoleh beberapa pengetahuan dan benda yang luar biasa. Salah satu benda yang di dapatnya adalah sebuah tiruan kepala manusia dari perunggu. Kepala perunggu ini bisa menjawab Ya atau Tidak jika diajukan pertanyaan.

Menurut Paus Silvester, kepala perunggu ini dioperasikan dengan menggunakan mekanisme perhitungan matematika. Jadi, jika kita membandingkannya dengan mesin modern, maka kepala perunggu itu sama dengan mesin modern sistem binari. Sayang kepala mekanis itu hancur setelah kematian Silvester II dan rahasia pengoperasiannya juga ikut hilang.

Selain Paus Silvester II, Alexander Emile John Yersin juga diduga pernah menerima petunjuk atau nasehat dari kelompok sembilan.

Pada tahun 1890, Yersin melakukan perjalanan ke Madras dan disana, ia diduga menerima instruksi yang memampukannya untuk membuat serum kolera. Serum ini akhirnya menyelamatkan penduduk Madras yang terserang wabah kolera.

Wallohu'alam bishowab

Keajaiban Angka Dalam Al Qur'an

Al-Quran adalah kalam Allah yang merupakan sebuah Mu’jizat. Tidak ada yang menandingi keindahan bahasa Al-Quran dan keindahan ketika kita melantunkan Al-Quran. Banyak orang yang hatinya tergetar jika di bacakan ayat-ayat Al-Quran, sehingga kemudian dia mendapatkan risalah kebenaran. Al-Quran adalah satu-satunya kitab yang terjaga keasliannya walau telah diturunkan 14 abad yang lalu. Banyak usaha-usaha yang di lakukan oleh orang-orang kafir untuk memalsukan Al-Quran, namun usaha itu selalu kandas. Al-Quran yang berjumlah 30 juz, 114 surat, 6666 ayat dan 51.900 kata itu dengan mudah di hafalkan oleh orang-orang yang beriman dan mempunyai hati yang bersih. Al-Quran adalah sumber ilmu yang tidak pernah ketinggalan zaman bahkan selalu mendahului zaman, karena kebenarannya baru terbukti ketika zaman sudah mampu menciptakan tekhnologi. Keajaiban lain dari Al-Quran yang tak kalah mencengangkan adalah bahwa Al-Quran ternyata tersusun menurut perhitungan Matematis yang sangat teliti dan sangat cerdas !!
Berikut ini sejumlah perhitungan yang benar-benar merupakan mukjizat.
 Kata “Yaum” (hari) dalam bentuk tunggal disebutkan sebanyak 365 kali, yang sama jumlahnya dengan jumlah hari pada tahun Syamsyiyyah
 Kata “Yaum” (hari) dalam bentuk jamak sebanyak 30 kali, sama dengan jumlah hari dalam satu bulan
 Kata “Syahr” (Bulan) sebanyak 12 kali, sama dengan jumlah bulan dalam satu tahun.
 Kata “Sab’u (minggu) disebutkan 7 kali, sama dengan jumlah hari dalam satu minggu
 Jumlah “Saah” (jam) yang didahului dengan “Harf” sebanyak 24 kali, sama dengan jumlah jam dalam satu hari
 Kata “Sujud” disebutkan 34 kali, sama dengan jumlah rakaat dalam sholat 5 waktu
 Kata “Shalawat” disebutkan 5 kali, sama dengan jumah sholat wajib sehari semalam
 Kata “Aqimu” yang diikuti kata “Shalat” Sebanyak 17 kali, sama dengan jumlah rakaat shalat fardhu.
 Kata “al-Dunya” disebutkan sebanyak 115 kali, begitu juga kata “al-Akhirah” sebanyak 115 kali
 Kata “ al-Israf” disebutkan 23 kali, begitu juga kata kebalikannya “al-Sur’ah”
 Kata “Malaikat” disebutkan 88 kali, kata kebalikannya “al-Syayathin” juga 88 kali
 Kata “al-Sulthan” disebutkan 37 kali, kata kebalikannya “al-Nifaq” juga 37 kali
 Kata “Harb” (panas) sebanyak 4 kali, kebalikannya “al-Bard” (dingin) juga 4 kali
 Kata “al-Harb” (perang) sebanyak 6 kali, kebalikannya “al-Husra” (tawanan) 6 kali
 Kata “al-Hayat” (Hidup) sebanyak 145 kali, kebalikannya “al-Maut” (mati) 145 kali
 Kata “Qalu” (mereka mengatakan) sebanyak 332 kali, kebalikannya “Qul” (katakanlah) juga sebanyak 332 kali
 Kata “al-Sayyiat” (keburukan) yang menjadi kebalikannya kata “al-Shahihat” (Kebajikan) masing-masing 180 kali
 Kata “al-Rahbah” (cemas/takut) yang menjadi kebalikan kata “al-Ragbah” (harap/ingin) masing-masing 8 kali
 Kata “al-Naf’u” yang menjadi kebalikan kata “al-Fasad” masing-masing 50 kali
 Kata “al-Nas” yang menjadi kebalikan kata “al-Rusul” masing-masing 368 kali
 Kata “al-Asbath” yang menjadi kebalikan kata “al-Awariyun” masing-masing 5 kali
 Kata “al-Jahr” yang menjadi kebalikan kata “al-Alaniyah” masing-masing 16 kali.
Masih banyak lagi, yang tidak dapat disebutkan satu-persatu
Sekarang lakukan perhitungan sebagai berikut :
a. Dengan mencari persentase jumlah kata “bahr” (lautan) terhadap total jumlah kata (bahr dan barr ) kita dapatkan : (32/45) x 100 % = 71.1111111%
b. Dengan mencari persentase jumlah kata “barr (daratan) terhadap total jumlah kata (bahr dan barr) kita dapatkan : (13/45) x 100 % = 28.888888889 %
Kita akan mendapatkan bahwa Allah SWT. Dalam Al-Quran pada 14 abad yang lalu menyatakan bahwa persentase air di bumi adalah 71.11111111 %, dan persentase daratan adalah 28.8888888889, dan ini adalah rasio yang riil dari air dan daratan.
Itulah sebagian kecil keajaiban dan kemukjizatan Al-Quran. Keajaiaban yang lain merupakan misteri yang akan insyaAllah akan dipecahkan oleh orang-orang yang berilmu

Seorang ahli biokimia berkebangsaan Amerika keturuna Mesir dan seorang ilmuwan Muslim, Dr. Rashad Khalifa, adalah orang yang pertama yang menemukan sistem matematika pada desain Al-Quran. Dia memulai meneliti komposisi Matematik dari Al-Quran pada tahun 1968, dan memasukka Al-Quran ke dalam sistem computer pada tahun 1969 dan 1970, yang diteruskan dengan menerjemahkannya ke dalam bahasa Inggris pada awal 70-an. Dia tertantang untuk memperoleh jawaban dalam menjelaskan inisial pada beberapa surah dalam Al-Quran (seperti Alif Lam Mim) yang sering diberi penjelasan “hanya Allah yang mengetahui maknanya”. Dengan tantangan ini, dia memulai riset secara mendalam pada inisial-inisial tersebut setelah memasukkan teks Al-Quran ke dalam sistem computer, dengan tujuan utama mencari pola matematis yang mungkin akan menjelaskan pentingnya inisial-inisial tersebut. Setelah beberapa tahun melakukan riset, Dr. Khalifa mempublikasikan temuan-temuan pertamanya dalam sebuah buku berjudul “MIRACLE OF THE QURAN : Significance of the Mysterious Alphabet” pada Oktober 1973., bertepatan dengan Ramadhan 1393

Sumber : http://mahir-matematika.blogspot.com/2009/04/keajaiban-angka-dalam-al-quran-1.html

Misteri Penyusun Sholawat Badar

Shalawat Badar adalah “Lagu sholawat Wajib” Nahdlatul Ulama. Berisi puji-pujian kepada Rasulullah SAW dan Ahli Badar (Para Sahabat yang mati syahid dalam Perang Badar). Berbentuk Syair, dinyanyikan dengan lagu yang khas.

Shalawat Badar digubah oleh Kia Ali Mansur Banyuwangi, salah seorang cucu dari KH. Muhammad Shiddiq Jember tahun 1960. Kiai Ali Mansur  saat itu menjabat Kepala Kantor Departemen Agama Banyuwangi, sekaligus menjadi Ketua PCNU di tempat yang sama. Proses terciptanya Shalawat Badar penuh dengan misteri dan teka-teki.

Konon, pada suatu malam, ia tidak bisa tidur. Hatinya merasa gelisah karena terus menerus memikirkan situasi politik yang semakin tidak menguntungkan NU. Orang-orang PKI semakin leluasa mendominasi kekuasaan dan berani membunuh kiai-kiai di pedesaan. Karena memang kiai-lah pesaing utama PKI saat itu.

Sambil merenung, Kiai Ali Mansur terus memainkan penanya diatas kertas, menulis syair-syair dalam bahasa arab. Dia memang dikenal mahir membuat syair sajak ketika masih belajar di Pesantren Lirboyo, Kediri.

Kegelisahan Kiai Ali Mansur berbaur dengan rasa heran, karena malam sebelumnya bermimpi didatangi para habib berjubah putih-hijau. Semakin mengherankan lagi, karena pada saat yang sama istrinya bermimpi bertemu Rasulullah SAW. Keesokan harinya mimpi itu ditanyakan pada Habib Hadi Al-Haddar Banyuwangi. Habib Hadi menjawab: “ Itu Ahli Badar, ya Akhy.” Kedua mimpi aneh dan terjadi secara bersamaan itulah yang mendorong dirinya menulis syair, yang kemudian dikenal dengan Shalawat Badar.

Keheranan muncul lagi karena keesokan harinya banyak tetangga yang datang kerumahnya sambil mebawa beras, daging, dan lain sebagainya, layaknya akan mendatangi orang yang akan punya hajat mantu. Mereka bercerita, bahwa pagi-pagi buta pintu rumah mereka didatangi orang berjubah putih yang memberitahukan bahwa dirumah Kiai Ali Mansur akan ada kegiatan besar. Mereka diminta membantu. Maka mereka pun membantu sesuai dengan kemampuannya.

“Siapa orang yang berjubah putih itu?” Pertanyaan itu terus mengiang-ngiang dalam benak Kiai Ali Mansur tanpa jawaban. Namun malam itu banyak orang bekerja di dapur untuk menyambut kedatangan tamu, yang mereka sendiri tidak tahu siapa, dari mana dan untuk apa.?

Menjelang matahari terbit, serombongan habib berjubah putih-hijau dipimpin oleh Habib Ali bin Abdurrahman al-Habsyi dari Kwitang Jakarta, datang kerumah Kia Ali Mansur. “Alahamdulillah………,” ucap kiai Ali Mansur ketika melihat rombongan yang datang adalah para habaib yang sangat dihormati keluaganya.

Setelah berbincang basa-basi sebagai pengantar, membahas perkembangan PKI dan kondisi politik nasional yang semakin tidak menguntungkan, Habib Ali menanyakan topik lain yang tidak diduga oleh Kiai Ali Mansur: “ Ya Akhy! Mana Syair yang ente buat kemarin? Tolong ente bacakan dan lagukan di hadapan kami-kami ini!” Tentu saja Kiai Ali Mansur terkejut, sebab Habib Ali tahu apa yang dikerjakannya semalam. Namun ia memaklumi, mungkin itulah karomah yang diberikan Allah kepadanya. Sebab dalam dunia kewalian, pemandangan seperti itu bukanlah perkara aneh dan perlu dicurigai.

Segera saja Kiai Ali Mansur mengambil kertas yang berisi Shalawat Badar hasil gubahannya semalam, lalu melagukannya dihadapan mereka.  Secara kebetulan Kiai Ali Mansur juga memiliki suara bagus. Ditengah alunan suara Shalawat Badar itu para Habaib mendengarkannya dengan khusyuk. Tak lama kemudian mereka meneteskan air mata karena haru.

Selesai mendengarkan Shalawat Badar yang dikumandangkan oleh Kiai Ali Mansur, Hbib segera bangkit.

“Ya Akhy….! Mari kita perangi genjer-genjer PKI itu dengan Shalawat Badar…!” serunya dengan nada mantap. Setelah Habib Ali memimpin doa, lalu rombongan itu mohon diri. Sejak saat itu terkenallah Shalawat Badar sebagai bacaan warga NU untuk membangkitkan semangat melawan orang-orang PKI.

Untuk lebih mempopulerkannya, Habib Ali mengundang para habib dan ulama (termasuk Kiai Ali Mansur dan KH. Ahmad Qusyairi, paman Kiai Ali Mansur) ke Jalan Kwitang, Jakarta. Di forum istimewa itulah Shalawat Badar dikumandangkan secara luas oleh Kiai Ali Mansur.
Sumber : Antologi NU Jilid I. Pengantar KH. Abdul Muhith Muzadi 

Siti 'Aisyah RA, Menikah " bukan " pada usia dini.....

Kita selama ini mendapatkan informasi bahwa Rasulullah SAW telah melamar Aisyah RA ketika berumur 6 tahun dan berumah tangga ketika berusia 9 tahun.
apa benar infomasi itu?

Aisyah RA menikah di usia 19 tahun
Nah, untuk menjawab pertanyaan benar atau tidak masalah ini, melalui studi kritis terhadap hadits, Maulana Habibur Rahman Siddiqui Al-Kandahlawi menemukan informasi baru. Dalam bukunya Umur Aesyah, ternyata ada berita baru yang lebih masuk akal dan bisa diterima logika. Rasulullah SAW berumah tangga dengan Aisyah RA saat Aisyah RA berusia 19 tahun.
Jadi, bagaimana cerita runtutnya?!
Maulana Habibur Rahman Siddiqui Al-Kandahlawi adalah seorang ahli hadits dari India. Ia lahir tahun 1924 M, putera ulama hadits terkenal Mufti Isyfaq Rahman. Ayahnya ini pernah jadi mufti besar Bhopal India.
Adapun yang menjadi dasar kesimpulan tersebut adalah riwayat yang menunjukkan beda usia Aisyah RA dengan kakaknya Asma, sekitar 10 tahun. Riwayat ini ada di kitab Siyar A’lamal Nubala karangan Al Zahabi. Sedangkan Asma meninggal di usia 100 tahun pada tahun 73 H (diriwayatkan Ibnu Kathir, Ibnu Hajar dan Al Zahabi). Artinya, Asma lahir tahun 27 Sebelum Hijrah dan Aisyah lahir tahun 17 Sebelum Hijrah.
Sementara itu, para ahli sejarah sepakat bahwa pernikahan Rasulullah SAW dengan Aisyah RA, terjadi pada sekitar tahun 2 H. Berarti Aisyah RA berumah tangga dengan Rasulullah SAW pada usia 19 tahun.
Mudah-mudahan dengan berita ini, tidak ada lagi berita-berita miring yang dialamatkan kepada Rasulullah SAW atas pernikahannya dengan Siti Aisyah. Kalau umur 19 tahun di masa itu, sepertinya sudah layak dianggap dewasa. Secara emosional dan psikologis, umur 19 tahun juga sudah bukan umur anak-anak lagi.
Catatan : Sebagai tambahan dalil…
1. Siti Aisyah Ra. berkata :
“Saya seorang gadis muda (jariyah dalam bahasa arab)” ketika Surah Al-Qamar diturunkan (Sahih Bukhari, kitabu’l-tafsir, Bab Qaulihi Bal al-sa`atu Maw`iduhum wa’l-sa`atu adha’ wa amarr)…
Untuk dipahami, gadis muda (jariah), adalah mereka yang telah berusia antara 6-13 tahun.
Jika Surat al Qamar, diturunkan pada tahun ke 8 (delapan) sebelum hijriyah (The Bounteous Koran, M.M. Khatib, 1985), berarti usia Aisyah ra. saat menikah antara 16-23 tahun
Syekh Muhammad Sayyid At-Thanthawy berpendapat, Surat al Qamar diturunkan pada tahun ke 5 (lima) sebelum hijriah.  Jikapun pendapat ini, kita jadikan patokan (dasar), maka akan diperoleh keterangan  usia Aisyah ra. saat beliau menikah, antara 13-20 tahun
2. Berdasarkan Sirah An-Nabawiyah (Ibnu Hisyam, 1/245-262.), dakwah secara siriyyahyang dilakukan Rasulullah sekitar kurang lebih 3 tahun dan sampai orang Islam berjumlah 40 orang.  Sejarah mencatat, Aisyah Ra. adalah orang ke-19 yang menerima Islam, ini berarti beliau masuk Islam pada masa dakwah disampaikan secara siriyyah (sembunyi-sembunyi).
Jika Aisyah Ra. pada tahun 2H saat ia menikah, baru berumur 9 tahun. Maka di masa dakwah secara siriyyah, berdasarkan perhitungan tahun, kemungkinan beliau belum lahir.
Bagaimana anak yang belum lahir, bisa bersyahadat ?
3. Mari kita pahami hadits berikut :
حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ بُكَيْرٍ حَدَّثَنَا اللَّيْثُ عَنْ عُقَيْلٍ قَالَ ابْنُ شِهَابٍ فَأَخْبَرَنِي عُرْوَةُ بْنُ الزُّبَيْرِ أَنَّ عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا زَوْجَ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَتْ لَمْ أَعْقِلْ أَبَوَيَّ قَطُّ إِلَّا وَهُمَا يَدِينَانِ الدِّينَ وَقَالَ أَبُو صَالِحٍ حَدَّثَنِي عَبْدُ اللَّهِ عَنْ يُونُسَ عَنْ الزُّهْرِيِّ قَالَ أَخْبَرَنِي عُرْوَةُ بْنُ الزُّبَيْرِ أَنَّ عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا قَالَتْ لَمْ أَعْقِلْ أَبَوَيَّ قَطُّ إِلَّا وَهُمَا يَدِينَانِ الدِّينَ وَلَمْ يَمُرَّ عَلَيْنَا يَوْمٌ إِلَّا يَأْتِينَا فِيهِ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ طَرَفَيْ النَّهَارِ بُكْرَةً وَعَشِيَّةً فَلَمَّا ابْتُلِيَ الْمُسْلِمُونَ خَرَجَ أَبُو بَكْرٍ مُهَاجِرًا قِبَلَ الْحَبَشَةِ حَتَّى إِذَا بَلَغَ بَرْكَ الْغِمَادِ لَقِيَهُ ابْنُ الدَّغِنَةِ وَهُوَ سَيِّدُ الْقَارَةِ فَقَالَ أَيْنَ تُرِيدُ يَا أَبَا بَكْرٍ فَقَالَ أَبُو بَكْرٍ أَخْرَجَنِي قَوْمِي فَأَنَا أُرِيدُ أَنْ أَسِيحَ فِي الْأَرْضِ فَأَعْبُدَ رَبِّي قَالَ ابْنُ الدَّغِنَةِ إِنَّ مِثْلَكَ لَا يَخْرُجُ وَلَا يُخْرَجُ فَإِنَّكَ تَكْسِبُ الْمَعْدُومَ وَتَصِلُ الرَّحِمَ وَتَحْمِلُ الْكَلَّ وَتَقْرِي الضَّيْفَ وَتُعِينُ عَلَى نَوَائِبِ الْحَقِّ وَأَنَا لَكَ جَارٌ فَارْجِعْ فَاعْبُدْ رَبَّكَ بِبِلَادِكَ فَارْتَحَلَ ابْنُ الدَّغِنَةِ فَرَجَعَ مَعَ أَبِي بَكْرٍ فَطَافَ فِي أَشْرَافِ كُفَّارِ قُرَيْشٍ فَقَالَ لَهُمْ إِنَّ أَبَا بَكْرٍ لَا يَخْرُجُ مِثْلُهُ وَلَا يُخْرَجُ أَتُخْرِجُونَ رَجُلًا يُكْسِبُ الْمَعْدُومَ وَيَصِلُ الرَّحِمَ وَيَحْمِلُ الْكَلَّ وَيَقْرِي الضَّيْفَ وَيُعِينُ عَلَى نَوَائِبِ الْحَقِّ فَأَنْفَذَتْ قُرَيْشٌ جِوَارَ ابْنِ الدَّغِنَةِ وَآمَنُوا أَبَا بَكْرٍ وَقَالُوا لِابْنِ الدَّغِنَةِ مُرْ أَبَا بَكْرٍ فَلْيَعْبُدْ رَبَّهُ فِي دَارِهِ فَلْيُصَلِّ وَلْيَقْرَأْ مَا شَاءَ وَلَا يُؤْذِينَا بِذَلِكَ وَلَا يَسْتَعْلِنْ بِهِ فَإِنَّا قَدْ خَشِينَا أَنْ يَفْتِنَ أَبْنَاءَنَا وَنِسَاءَنَا قَالَ ذَلِكَ ابْنُ الدَّغِنَةِ لِأَبِي بَكْرٍ فَطَفِقَ أَبُو بَكْرٍ يَعْبُدُ رَبَّهُ فِي دَارِهِ وَلَا يَسْتَعْلِنُ بِالصَّلَاةِ وَلَا الْقِرَاءَةِ فِي غَيْرِ دَارِهِ ثُمَّ بَدَا لِأَبِي بَكْرٍ فَابْتَنَى مَسْجِدًا بِفِنَاءِ دَارِهِ وَبَرَزَ فَكَانَ يُصَلِّي فِيهِ وَيَقْرَأُ الْقُرْآنَ فَيَتَقَصَّفُ عَلَيْهِ نِسَاءُ الْمُشْرِكِينَ وَأَبْنَاؤُهُمْ يَعْجَبُونَ وَيَنْظُرُونَ إِلَيْهِ وَكَانَ أَبُو بَكْرٍ رَجُلًا بَكَّاءً لَا يَمْلِكُ دَمْعَهُ حِينَ يَقْرَأُ الْقُرْآنَ فَأَفْزَعَ ذَلِكَ أَشْرَافَ قُرَيْشٍ مِنْ الْمُشْرِكِينَ فَأَرْسَلُوا إِلَى ابْنِ الدَّغِنَةِ فَقَدِمَ عَلَيْهِمْ فَقَالُوا لَهُ إِنَّا كُنَّا أَجَرْنَا أَبَا بَكْرٍ عَلَى أَنْ يَعْبُدَ رَبَّهُ فِي دَارِهِ وَإِنَّهُ جَاوَزَ ذَلِكَ فَابْتَنَى مَسْجِدًا بِفِنَاءِ دَارِهِ وَأَعْلَنَ الصَّلَاةَ وَالْقِرَاءَةَ وَقَدْ خَشِينَا أَنْ يَفْتِنَ أَبْنَاءَنَا وَنِسَاءَنَا فَأْتِهِ فَإِنْ أَحَبَّ أَنْ يَقْتَصِرَ عَلَى أَنْ يَعْبُدَ رَبَّهُ فِي دَارِهِ فَعَلَ وَإِنْ أَبَى إِلَّا أَنْ يُعْلِنَ ذَلِكَ فَسَلْهُ أَنْ يَرُدَّ إِلَيْكَ ذِمَّتَكَ فَإِنَّا كَرِهْنَا أَنْ نُخْفِرَكَ وَلَسْنَا مُقِرِّينَ لِأَبِي بَكْرٍ الِاسْتِعْلَانَ قَالَتْ عَائِشَةُ فَأَتَى ابْنُ الدَّغِنَةِ أَبَا بَكْرٍ فَقَالَ قَدْ عَلِمْتَ الَّذِي عَقَدْتُ لَكَ عَلَيْهِ فَإِمَّا أَنْ تَقْتَصِرَ عَلَى ذَلِكَ وَإِمَّا أَنْ تَرُدَّ إِلَيَّ ذِمَّتِي فَإِنِّي لَا أُحِبُّ أَنْ تَسْمَعَ الْعَرَبُ أَنِّي أُخْفِرْتُ فِي رَجُلٍ عَقَدْتُ لَهُ قَالَ أَبُو بَكْرٍ إِنِّي أَرُدُّ إِلَيْكَ جِوَارَكَ وَأَرْضَى بِجِوَارِ اللَّهِ وَرَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَوْمَئِذٍ بِمَكَّةَ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَدْ أُرِيتُ دَارَ هِجْرَتِكُمْ رَأَيْتُ سَبْخَةً ذَاتَ نَخْلٍ بَيْنَ لَابَتَيْنِ وَهُمَا الْحَرَّتَانِ فَهَاجَرَ مَنْ هَاجَرَ قِبَلَ الْمَدِينَةِ حِينَ ذَكَرَ ذَلِكَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَرَجَعَ إِلَى الْمَدِينَةِ بَعْضُ مَنْ كَانَ هَاجَرَ إِلَى أَرْضِ الْحَبَشَةِ وَتَجَهَّزَ أَبُو بَكْرٍ مُهَاجِرًا فَقَالَ لَهُ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَلَى رِسْلِكَ فَإِنِّي أَرْجُو أَنْ يُؤْذَنَ لِي قَالَ أَبُو بَكْرٍ هَلْ تَرْجُو ذَلِكَ بِأَبِي أَنْتَ قَالَ نَعَمْ فَحَبَسَ أَبُو بَكْرٍ نَفْسَهُ عَلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لِيَصْحَبَهُ وَعَلَفَ رَاحِلَتَيْنِ كَانَتَا عِنْدَهُ وَرَقَ السَّمُرِ أَرْبَعَةَ أَشْهُرٍ
Telah menceritakan kepada kami Yahya bin Bukair telah menceritakan kepada kami Al Laits dari ‘Uqail berkata, Ibnu Syihab maka dia mengabarkan keada saya ‘Urwah bin Az Zubair bahwa ‘Aisyah radliallahu ‘anha isteri Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam berkata; “Aku belum lagi baligh ketika bapakku sudah memeluk Islam”. Dan berkata, Abu Shalih telah menceritakan kepada saya ‘Abdullah dari Yunus dari Az Zuhriy berkata, telah mengabarkan kepada saya ‘Urwah bin Az Zubair bahwa ‘Aisyah radliallahu ‘anha berkata; “Aku belum lagi baligh ketika bapakku sudah memeluk Islam dan tidak berlalu satu haripun melainkan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam datang menemui kami di sepanjang hari baik pagi ataupun petang. Ketika Kaum Muslimin mendapat ujian, Abu Bakar keluar berhijrah menuju Habasyah (Ethiopia) hingga ketika sampai di Barkal Ghomad dia didatangi oleh Ibnu Ad-Daghinah seorang kepala suku seraya berkata; “Kamu hendak kemana, wahai Abu Bakar?” Maka Abu Bakar menjawab: “Kaumku telah mengusirku maka aku ingin keliling dunia agar aku bisa beribadah kepada Tuhanku”. Ibnu Ad-Daghinah berkata: “Seharusnya orang seperti anda tidak patut keluar dan tidap patut pula diusir karena anda termasuk orang yang bekerja untuk mereka yang tidak berpunya, menyambung silaturahim, menanggung orang-orang yang lemah, menjamu tamu dan selalu menolong di jalan kebenaran. Maka aku akan menjadi pelindung anda untuk itu kembalilah dan sembahlah Tuhanmudi negeri kelahiranmu. Maka Ibnu Ad-Daghinah bersiap-siap dan kembali bersama Abu Bakar lalu berjalan di hadapan Kafir Quraisy seraya berkata, kepada mereka: “Sesungguhnya orang sepeti Abu Bakar tidak patut keluar dan tidak patut pula diusir. Apakah kalian mengusir orang yang suka bekerja untuk mereka yang tidak berpunya, menyambung silaturahim, menanggung orang-orang yang lemah, menjamu tamu dan selalu menolong di jalan kebenaran?” Akhirnya orang-orang Quraisy menerima perlindungan Ibnu Ad-Daghinah dan mereka memberikan keamanan kepada Abu Bakar lalu berkata, kepada Ibnu Ad-Daghinah: “Perintahkanlah Abu Bakar agar beribadah menyembah Tuhannya di rumahnya saja dan shalat serta membaca Al Qur’an sesukanya dan dia jangan mengganggu kami dengan kegiatannya itu dan jangan mengeraskannya karena kami telah khawatir akan menimbulkan fitnah terhadap anak-anak dan isteri-isteri kami”. Maka Ibnu Ad-Daghinah menyampaikan hal ini kepada Abu Bakar. Maka Abu Bakar mulai beribadah di rumahnya dan tidak mengeraskan shalat bacaan Al Qur’an diluar rumahnya. Kemudian AbuBakar membangun tempat shalat di halaman rumahnya sedikit melebar keluar dimana dia shalat disana dan membaca Al Qur’an. Lalu istrei-isteri dan anak-anak Kaum Musyrikin berkumpul disana dengan penuh keheranan dan menanti selesainya Abu Bakar beribadah. Dan sebagaimana diketahui Abu Bakar adalah seorang yang suka menangis yang tidak sanggup menahan air matanya ketika membaca Al Qur’an. Maka kemudian kagetlah para pembesar Quraisy dari kalangan Musyrikin yang akhirnya mereka memanggil Ibnu Ad-Daghinah ke hadapan mereka dan berkata, kepadanya: “Sesungguhnya kami telah memberikan perlindungan kepada Abu Bakr agar dia mberibadah di rumahnya namun dia melanggar hal tersebut dengan membangun tempat shalat di halaman rumahnya serta mengeraskan shalat dan bacaan padahal kami khawatir hal itu akan dapat mempengaruhi isteri-isteri dan anak-anak kami dan ternyata benar-benar terjadi. Jika dia suka untuk tetap beribadah di rumahnya silakan namun jika dia menolak dan tetap menampakkan ibadahnya itu mintalah kepadanya agar dia mengembalikan perlindungan anda karena kami tidak suka bila kamu melanggar perjanjian dan kami tidak setuju bersepakat dengan Abu Bakar”. Berkata, ‘Aisyah radliallahu ‘anha: Maka Ibnu Ad-Daghinah menemui Abu Bakar dan berkata: “Kamu telah mengetahui perjanjian yang kamu buat, maka apakah kamu tetap memeliharanya atau mengembalikan perlindunganku kepadaku karena aku tidak suka bila orang-orang Arab mendengar bahwa aku telah melanggar perjanjian hanya karena seseorang yang telah aku berjanji kepadanya”. Maka Abu Bakar berkata: “Aku kembalikan jaminanmu kepadamu dan aku ridho hanya dengan perlindungan Allah dan RasulNya shallallahu ‘alaihi wasallam. Kejadian ini adalah di Makkah. Maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Sungguh aku telah ditampakkan negeri tempat hijrah kalian dan aku melihat negeri yang subur ditumbuhi dengan pepohonan kurma diantara dua bukit yang kokoh. Maka berhijrahlah orang yang berhijrah menuju Madinah ketika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menyebutkanhal itu. Dan kembali pula berdatangan ke Madinah sebagian dari mereka yang pernah hijrah ke Habasyah sementara Abu Bakar telah bersiap-siap pula untuk berhijrah. Maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam berkata, kepadanya: “Janganlah kamu tergesa-gesa karena aku berharap aku akan diizinkan (untuk berhijrah) “. Abu Bakar berkata: “Sungguh demi bapakku tanggungannya, apakah benar Tuan mengharapkan itu?” Beliau bersabda: “Ya benar”. Maka Abu Bakar berharap dalam dirinya bahwa dia benar-benar dapat mendampingi Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dalam berhijrah. Maka dia memberi makan dua hewan tunggangan yang dimilikinya dengan dedaunan Samur selama empat bulan.
Sumber : Hadits Bukhari No.2134
http://125.164.221.44/hadisonline/hadis9/cari_hadist.php?imam=bukhari&keyNo=2134&x=19&y=13
Perhatikan tulisan yang dicetak tebal, pada hadits di atas
‘Aisyah radliallahu ‘anha berkata; “Aku belum lagi baligh ketika bapakku sudah memeluk Islam
Hal ini bermakna ketika Abu Bakar ra. masuk Islam, Aisyah ra. sudah lahir.
Berdasarkan catatan sejarah, Abu Bakar ra. masuk Islam pada tahun-1 Kenabian (tahun ke-10 Sebelum Hijriah). Dan jika pada saat itu Aisyah ra. telah berusia 7-8 tahun, maka saat beliau berumah tangga dengan Rasulullah, Aisyah ra. telah berusia 19-20 tahun.

Sumber : kanzunqalam.wordpress.com/2010/06/15/

PUASA MENURUT FIQIH DAN MEDIS

“Kesehatan itu bermula dari kemauan diri berhenti makan sebelum kenyang”
(Al-Alim Al-Faqih Al-Habib Zen bin Smith)
Berpuasa dari sisi sejarahnya telah dimulai sejak zaman nabiyullah Nuh as.. Namun tata cara mereka dalam berpuasa sangat bervariasi. Salah satu diantaranya adalah puasa menurut nabiyullah Daud as., dengan cara berpuasa satu hari dan berbuka di hari berikutnya.
Puasa ala Nabi Daud rating (peringkat) tertinggi pahalanya di sisi Allah setelah puasa Ramadlan, karena memiliki tingkat kesulitan yang luar biasa, untuk kapasitas nafsu manusia yang variatif. Maka puasa ini bisa menggantikan puasa wishol (pati geni Jw.) artinya puasa yang tidak diselingi dengan berbuka, dan dilanjutkan sampai hari berikutnya. Hal ini banyak diikuti oleh agama selain Islam.
Nabi sendiri melakukannya, akan tetapi melarang pada sahabatnya untuk melakukan puasa wishol tersebut, karena dapat merusak fungsi anggota tubuh di masa tuanya. Hal ini menjadi khususiyah nabi Muhammad saw.
Suatu ketika salah satu sahabat bertanya tentang pahala yang bisa menyamai pahala jihad. Rasulullah terdiam sejenak, lalu sahabat bertanya yang kedua kali, sampai ketiga kalinya Rasulullah menjawab:
“Masalul mujahid fi sabilillah kamatsalil shoim, al-qoim, al-qonit bi ayatillah, la yaftarru min sholatin wa siyamin hatta yarji’u mujahid fi sabilillah”
Hadits di atas adalah sebuah gambaran keagungan pahala puasa yang menyamai pahala jihad fi sabilillah. Karena puasa yang dilakukan dengan imanan wah tisaaban (mengharap ridlo Allah) dan dengan membaca ayat-ayat Allah dan menunaikan ibadah sholat sunnah setiap harinya, hal inilah yang menjadi pertimbangan agungnya amal tersebut.
Dalam sepuluh tahun terakhir para ahli kedokteran telah mengumpulkan data-data laboratorium medis kedokteran yang menunjukkan bahwa puasa dapat membantu untuk mengobati sebagian penuaan dini. Karena puasa tersebut menambah kinerja pemecahan hormon (FSH) dan hormon latinah (LH) dan hormon prolaktin. Di sisi lain mendukung kinerja hormon testosteron pria, lebih lanjut membantu dalam pembentukan sperma.
Jika seorang ibu hamil dengan melaksanakan puasa di bulan Ramadlan, bisa diprediksi adanya peningkatan keadaan janin ditinjau dari perubahan janin tersebut di bulan berikutnya. Kenyataan ini tidak bertentangan dengan hadist nabawiy yang berbunyi:
“wa man lam yastathi’ fa ‘alaihi bisshoumi, fainnahu lahu wija’ “
“dan barang siapa yang tidak bisa kawin, maka sebaiknya dia berpuasa, karena puasa tersebut dapat membentenginya”
Hadits tersebut kadang-kadang disalahartikan bahwa puasa dapat melemahkan kekuatan jasmani, padahal nabi memotivasi para pemuda untuk berpuasa, seraya bertujuan agar mereka menyibukan diri dengan ibadah, sehingga terhindar dari terlintasnya gerakan syahwat di dalam pikiran mereka.
Pembahasan ilmiah modern menunjukkan bahwa pengaruh syahwat (birahi) terhadap hormon lebih ringan dari pada pengaruh syahwat terhadap kinerja anggota badan yang lain. Dengan berpuasa, akan memiliki kecenderungan peningkatan pengaturan terhadap kinerja kelenjar di dalam tubuh.
Menetralisis Racun dan memperpanjang umur
Diantaranya seperti lemak yang menyebabkan kegemukan dan menimbulkan berbagai penyakit seperti, meningkatnya tekanan darah. Para peneliti meyakini bahwa puasa dapat meminimalisir pertumbuhan kanker dalam tubuh dan juga dapat membunuh kanker sampai ke akarnya.
Sebagian yang lain meyakini bahwa puasa dapat memperpanjang umur. Artinya dengan puasa mengurangi kinerja anggota tubuh secara berlebihan.
Banyak kalangan menyangka bahwa puasa di bulan ramadlan, dapat membahayakan terhadap wanita hamil dan janinnya dan orang terkena penyakit menahun seperti kencing manis dan penyakit jantung serta komplikasi. Akan tetapi sangkaan tersebut disanggah oleh para ilmuan, dengan pernyataan:
“Puasa di bulan Ramadlan tidak berpengaruh selama masa kehamilan, berat badan janin, kinerja seluruh anggota badan, dam sirkulasi darah dalam tubuh”.
Disamping puasa merupakan olah raga jiwa, puasa juga merupakan olah badan yang meringankan rasa capek yang berlebihan pada lambung, yang terjadi pada sebagian orang.
Di era modern, para dokter spesialis menganjurkan untuk berpuasa bagi orang yang terkena penyakit. Pernyataan ini tidak terdapat di dunia kedokteran pada masa lampau, dikarenakan alat-alat medis yang tidak memadai.
Sunnah-sunnah dalam berpuasa
Bersahur
Sesuai dengan hadits : “tasahharuu fainna fissahuur baraakatan”, yang artinya bersahurlah karena didalam sahur terdapat barokah. Juga disunnahkan disaat bersahur dan berbuka untuk makan kurma. Kurma memiliki kandungan glukosa yang mempercepat pemulihan kemampuan tubuh setelah seharian tidak makan. Para ahli kedokteran telah meneliti bahwa sunnah tersebut dapat menghilangkan rasa pusing karena lapar.
Sholat tarawih
Selain berfungsi sebagai taqarrub kepada Allah, juga membantu semangat tubuh dan meringankan rasa capek yang biasa dirasakan oleh orang yang berpuasa setelah berbuka.
Mandi setelah sholat maghrib
Hal ini berfaedah sebagai cara untuk menyegarkan tubuh, sehingga dapat menambah semangat untuk melaksanakan sholat tarawih dan witir dimalam harinya.
Rusaknya puasa
Puasa bisa batal dengan tidak terpenuhinya syarat dan rukunnya puasa dengan perincian sebagai berkut:
Masuknya sesuatu ke dalam tubuh secara sengaja bisa membatalkan puasa
ulama berselisih pendapat tentang kaffaroh bagi orang yang sengaja Imam Hanafi dan Maliki berpendapat bahwa wajib kaffaroh bagi orang yang makan dengan sengaja disiang hari Ramadhan , sedangkan menurut Imam Syafi’i dan Hambali berpendapat tidak wajib .
Sesuatu yang masuk ke dalam tubuh itu tidak disyaratkan harus mengenyangkan , maka barang siapa yang makan sesuatu yang biasanya tidak dimakan seperti kerikil maka puasanya batal.
Ingus (expectorate)
Menurut imam Syafi’i membatalkan, apabila tertelan.
Muntah (vomit)
Tidak membatalkan apabila tanpa ada unsur kesengajaan.
Tetesan air
Sifatnya membatalkan jika masuk melalui lubang tubuh seperti telinga, dan lain.
Alat deteksi medis (rectal enema) yang dimasukkan melalui dubur (anus)
dapat membatalkan puasa dengan kesepakatan para ulama fiqh, termasuk obat-obatan.
Alat deteksi penyakit pada vagina (vaginal suppositories)
Hal ini tidak membatalkan puasa karena vagina bukan lubang masuknya makanan dan minuman.
Suntikan
Tidak membatalkan puasa menurut pendapat yang paling benar (qoul Ashoh), baik melalui kulit, daging, atau urat nadi.
Mendonorkan darah (tabarru’ biddam)
Atau mengalirkan darah melalui luka, canduk. Semuanya tidak membatalkan puasa menurut jumhur ulama (mayoritas ulama).
Jima’ (bersetubuh-coitus)
Mayoritas ulama berpendapat, bahwa bersetubuh secara sengaja di siang hari di bulan Ramadlan membatalkan puasa, dan wajib qodlo dan kafarah (berpuasa dua bulan berturut-turut, jika tidak mampu memberi makanan pada 60 orang miskin).
Konklusi atas tuntutan zaman
“Puasa”, demikian jawaban atas orang-orang kedokteran telah menyingkap rahasia puasa terhadap pengaruhnya pada tubuh. Masihkah akal-akal kita menolak dunia sains yang telah membuka tabir-tabir kebenaran Islam? Kalau tidak mari kita mulai puasa untuk bertaqarrub dan jaminan-jaminan lain yang akan diberikan Allah di akherat nanti.
Penulis: Achmad Shirojuddin

Sumber : http://suni2010.blogspot.com

JUMLAH HURUF AL-QUR'AN

ASAFI dalam kitab Majmu al Ulum wa Mathli ’u an Nujum dan dikutip oleh Imam Ibn ‘Arabi dalam mukaddimah al-Futuhuat al Ilahiyah
menyatakan jumlah huruf-huruf
dalam Al Qur ’an diurut sesuai
dengan banyaknya: Alif : 48740
huruf, Lam : 33922 huruf, Mim :
28922 huruf, Ha ’ : 26925 huruf, Ya’ :
25717 huruf, Wawu : 25506 huruf,
Nun : 17000 huruf, Lam alif : 14707
huruf, Ba ’ : 11420 huruf, Tsa’ : 10480
huruf, Fa’ : 9813 huruf, ‘Ain : 9470
huruf, Qaf : 8099 huruf, Kaf : 8022
huruf, Dal : 5998 huruf, Sin : 5799
huruf, Dzal : 4934 huruf, Ha : 4138
huruf, Jim : 3322 huruf, Shad : 2780
huruf, Ra ’ : 2206 huruf, Syin : 2115
huruf, Dhadl : 1822 huruf, Zai : 1680
huruf, Kha ’ : 1503 huruf, Ta’ : 1404
huruf, Ghain : 1229 huruf, Tha’ : 1204
huruf dan terakhir Dza’ : 842 huruf.
Jumlah total semua huruf dalam al-
Qur ’an sebanyak 1.027.000 (satu
juta dua puluh tujuh ribu). Jumlah
total ini sudah termasuk jumlah
huruf ayat yang di-nusakh
Copas  dari : http://starawaji.wordpress.com/2009/11/16/jumlah-huruf-dalam-al-quran/

Adapun dalam kitab Tafsir SHOWI syarah tafsir JALALAIN pada jilid I hal 7
ini isinya "
"Ketahuilah bahwa AL-QURAN terbagi menjadi empat bagian :
1. sebagian adalah surat NASIKH yaitu 6 surah
2. sebagian adalah surat MANSUKH yaitu 40 surat
3. sebagian adalah surat NASIKH dan MANSUKH yaitu 55 surat
4. sebagian adalah surat yang tidak berNASIKH dan MANSUKH yaitu 43 surat

dan hurufnya adalah 1.025.000 ayat beda dengan keterangan kitab awal mungkin diringkas dari ayat nasikh misal ayat yang berulang dihitung satu kali. misal ayat ayat 3 dan 5 surat AL-KAFIRUN atau ayat yang diulang-ulang di surat AR-ROHMAN.. atau huruf tasydid yang dihitung dua atau satu huruf...wallohu 'alam

ayat AL-QURAN ada 6.666 ayat.(TAMBAHAN REDAKSI= jika secara zohir adalah 6236 ayat. ayat 6.666 merupakan landasan ulama sejak dahulu dan kita harus menghargainya. tentunya didalamnya ada rahasia MISALNYA mungkin ada sisanya 430 ayat AL_QURAN yang telah di NASIKH QIROAH seperti ayat AZZANIYATU WAZZANI ...(surat AnNur: 2) yang asalnya adalah WASYAIKHOTU WASYAIKHU ... wallohu 'alam)

Kalimat didalam AL-QURAN semuanya ada 77.450 kalimat.

Surat ada 114 Surat terdiri dari 31 surat Madinah dan 83 surat Makiyah

Ayat pertama Awal Surat Al-'ALaq dan ayat akhir adalah Surat Ma idah ayat 3

sedang peletakan Surat dan ayat adalah ketetapan nabi sendiri yang tidak bisa diganggu gugat (TAUFIQI)

Sumber : http://suni2010.blogspot.com/2010/09/jumlah-huruf-al-quran.html

MUQODDAM / MURSYID DAN SYARAT-SYARATNYA


Muqoddam atau mursyid adalah seorang laki-laki yang memimpin tharekat, maupun mengatur langkah-langkah dan amaliah. Maksud mengatur langkah-langkah dan melaksanakan amaliah-amaliah thoriqoh ialah mengajar, membimbing, mendidik murid-murid dalam mengamalkan ajaran thoriqoh, juga membimbing mereka supaya mereka senantiasa mulazamahkan ( mengekalkan ) dzikir kepada Allah dan berakhlaqul Karimah.
Syarat-syarat seorang Muqoddam / Mursyid
Syeh Muhammad Amin Al-Kurdi, dalam kitabnya yang berjudul “ Tanwirul Qulub “ halaman
525-527 diterangkan, bahwa syarat-syarat seorang mursyid :
1.Seorang Alim ( Cerdik pandai ), yang mempunyai pengetahuan hukum-hukum syariat dan aqidah, sehingga murid-muridnya tidak ragu-ragu dalam mengikuti dan mengamalkan ajaran-ajarannya, dan murid-muridnya tidak perlu bertanya kepada orang lain.
2.Arif bijaksana mengetahui penyakit-penyakit hati yang harus dihindarkan dari dirinya.Penyakit hati antara lain sombong,takabur,dengki, riya, sum`ah,seorang mursyid hendaknya terhindar dari penyakit-penyakit hati tersebut.
3.Kasih sayang terhadap sesama umat islam, khususnya kepada murid-muridnya, jika dilihatnya mereka tidak sanggup melawan nafsu, tidak berdaya meninggalkan kejahatan, hendaknya diberi petunjuk dan tuntutan dan diberinya maaf sesudah dinasehati.
4.Mursyid tidak boleh memutuskan atau menutup jalan mereka dan tidak menimbulkan goresan yang dapat menyinggung perasaan di hati mereka, ia senantiasa – berusaha menuntun mereka sampai mereka mendapat petunjuk.
5.Mursyid harus mampu menyembunyikan `aib murid-muridnya.
6.Mursyid tidak boleh mempunyai sangkut paut dengan harta murid-muridnya, dan tidak boleh punya rasa tamak kepada murid-muridnya.
7.Seorang mursyid harus menyampaikan larangan-larangan kepada murid- muridnya segala apa yang dilarang oleh syara`, sehingga ucapannya amat berkesan dalam hati murid.
8.Tidak boleh duduk-duduk (kongko-kongko) dengan murid-muridnya, kecuali sekedar hajat. Senantiasa mengingatkan mereka, tentang ajaran-ajaran tharekat, berdasarkan kitab-kitab yang mu`tabar, agar mereka bersih dari kotoran-kotoran yang terlintas dalam hati. Membawa murid-muridnya senantiasa mengabdikan diri kepada Allah dan ibadah yang sah sesuai dengan tuntunan Rasulullah SAW.
9. Pembicaraannya bersih dari sendagurau dan kelakar, dan tidak boleh mengejekorang lain dan pembicaraannya hendaknya betul-betul yang perlu saja.
10.Berlapang dada terhadap haknya; kurang-kurang sedikit tidak apa. Lebih baik mengalah. Seorang mursyid tidak boleh ingin dihormati; tidak boleh ingin disanjung. Seorang mursyid tidak membebani murid-muridnya dengan sesuatu yang mereka tidak sanggup. Tidak boleh menyusahkan mereka.
11.Jika wibawanya merosot dihadapan murid-muridnya, hendaknya menjaga jarak yang sewajarnya dan meninggalkannya dengan lemah lembut.
12.Mursyid senantiasa memberikan petunjuk dan tuntunan-tuntunan kearah kebaikan.
13.Jika ada murid menyampaikan saran-saran dan pemandangannya dalam berdzikir, maka seorang mursyid menyampaikan penolakannya secara umum. Dan murid tidak boleh memperlihatkan sesuatu yang dianggap baik atau kelebihan-kelebihan dengan yang lain, karena yang demikian itu dianggap melmpaui mursyidnya.
14.Mursyid wajib melarang murid-muridnya bercakap-cakap dengan orang yang tidak sefaham, kecuali dalam keadaan terpaksa.
15.Syekh atau mursyid, hendaknya berkhalwat di tempat yang khusus, sehingga orang lain tidak keluar masuk di tempat mursyid berkhalwat, kecuali pelayan atau sahabat-sahabatnya.
16.Tidak boleh membiarkan murid-muridnya mengganggu mursyidnya dari tidur, tidak boleh menghentikan mursyidnya dari makan, minum dan lain sebagainya. Mursyid harus menghindarkan diri, jika ada hal-hal yang diperhatikan murid-muridnya.
17.Tidak boleh membiarkan murid-muridnya terlalu banyak makan, sebab yang demikian, menyebabkan jadi budak perut.
18.Mursyid harus melarang murid-muridnya semajlis dengan sahabat-sahabat dari syekh lain, sebab yang demikian akan lebih cepat membawa faham pendapat yang bertentangan dengan tuntunan mursyidnya.`
19.Harus membatasi diri, tidak sering berkunjung ke pejabat-pejabat yang memegang kekuasaan atau hakim-hakim, agar murid-muridnya tidak terpengaruh.
20.Tegur sapa dan tutur katanya kepada murid-murid harus sopan dan lemah lembut, hendaknya mampu merangkul agar murid-murid tidak lari ke jam`iyyah lain.
21.Memenuhi undangan dari murid-muridnya, agar mereka senang, dan mursyidnya ditempatkan di tempat yang terhormat.
22.Jika duduk di samping murid-muridnya, hendaknya ia duduk dengan tenang, sopan, tertib, tidak menampakkan kegelisahan dan tidak selalu menoleh ke kanan dan ke kiri, tidak mengulurkan kakinya (selonjor) di majlis tersebut. Bercakap-cakap dengan pelan-pelan. Mereka percaya dan yakni bahwa mursyid itu memiliki sifat-sifat yang terpuji dan menjadi ikutan dan panutan.
23.Jika slah seorang murid datang menghadap kepadanya, ia harus menerima dengan senang hati, tidak boleh dengan muka yang muram, dan jika seorang murid minta ijin meninggalkannya, ia mendo`akan tanpa diminta. Jika seorang mursyid menerima muridnya, hendaknya ia dengan pakaian yang rapi, bersih dan bersikap baik.
24.Apabila seorang murid tidak hadir di majlis dzikir, hendaknya ia menanyakannya dengan ucapan : “Wah lama tidak bertemu”. Jika si murid sakit, maka segera ditengok, dan jika ia memerlukan bantuan, maka hendaknya ia ndibantu. Dan jika ada salah seorang atau lebih yang meninggal, maka jamaah hendaknya shalat ghaib untuk mereka . secara keseluruhan adab seorang syekh hendaknya mengikuti jejak langkah yang dilakukan Rasulullah SAW. Kepada para sahabatnya, yaitu melakukan sesuatu menurut kemampuannya.
Cara mengangkat Mursyid
Pengangkatan seorang mursyid menurut Syeh Sulaiman Zuhdi, guru Syeh Abdul Wahhab Rokan Al-Kholidi dalam kitabnya yang berjudul “ Majmu`atur Rosail “ halaman 102 dinyatakan sebagai berikut :
-Dengan perintah ( Amar ) dari Syeh ( Muqoddam/Mursyid ) sebelumnya.
-Dengan Wasiat Syeh ( Muqoddam/Mursyid ) sebelumnya
- Di tunjuk oleh Muqoddam/Mursyid, memimpin thoriqoh di satu daerah yang belum adaMuqoddam/Mursyidnya di daerah itu.
-Diangkat oleh para Kholifah dan murid-muridnya dengan suara bulat ( Apabila Muqoddam / Mursyid Sudah meninggal dunia )